Donald Trumpt juga telah mempersiapkan rencana perdamaian yang disebut “The Trump peace plan” secara resmi berjudul "Peace to Prosperity: A Vision to Improve the Lives of the Palestinian and Israeli People”. Dalam proposal tersebut terdapat 2 (dua) garis besar yaitu POLITICAL FRAMEWORK dan ECONOMIC FRAMEWORK.
Secara singkat gambaran POLITICAL FRAMEWORK yaitu Terbentuknya 2 (dua) negara yaitu Palestina dan Israel. Tetapi untuk negara Palestina akan dibuat “demiliterisasi” yaitu negara tanpa militer, apabila ada militer tentu akan membuat Israel menjadi merasa terancam. Sedangkan Yerusalem akan menjadi ibu kota Israel tetapi warga Palestina akan diberikan hak mengunjungi.
Sementara untuk menghubungkan Gaza dan Tepi Barat, akan dibuat terowongan bawah tanah tanpa harus mengganggu wilayah daratan yang diklaim Israel, mengingat Gaza dan Tepi Barat terpisah jauh. Hal ini terungkap Dalam “The Trump peace plan” yang menyatakan “Transportation links would allow efficient movement between Gaza and the West Bank, as well as throughout a future Palestine. The plan does not call for uprooting any Israelis or Palestinians from their homes”.
Sedangkan ECONOMIC FRAMEWORK rencana tersebut akan mengurangi kendala pertumbuhan ekonomi Palestina dengan membuka Tepi Barat dan Gaza ke pasar regional dan global. Investasi besar dalam transportasi dan infrastruktur akan membantu Tepi Barat dan Gaza berintegrasi dengan ekonomi tetangga. investasi tahap awal untuk menghilangkan kendala terhadap pertumbuhan dan menargetkan proyek-proyek utama yang membangun momentum, menghasilkan pekerjaan, dan meningkatkan produk domestik bruto (PDB).
Anda jangan terpesona dengan proposal “The Trump peace plan”, apabila dibaca tampak manis, damai, menjanjikan kemakmuran. Tetapi akan membuat orang lupa bahwa sesungguhnya Israel adlah perampok tanah palestina, bagaimana mungkin dapat hidup berdampingan dengan perampok? bagaimana mungkin dapat hidup berdampingan dengan orang yang telah membunuh anggota keluarga? apabila ada yang bersedia hidup berdampingan dengan perampok, pembunuh dan penjajah, mungkin orang tersebut gila.
Demikian.
Oleh, Chandra Purna Irawan
(Ketua LBH PELITA UMAT)
(Ketua LBH PELITA UMAT)