GIBRAN: FUFUFAFA JADI LIBERO BAPAKNYA I ERVIC MUSIC I HARD ROCK

 
Fatahillah313 

Ketidakadilan, kesewenang-wenangan perbuatan tercela lainnya tidak boleh terjadi di muka bumi. Lagu-lagu di channel ini mengkritiknya sebagai bentuk kecintaan terhadap negeri ini agar tidak terjadi, sehingga masyarakat sejahtera. Salam NKRI. 

------------------------------------------------------ 

------------------------------------------------------ 

Gibran: Fufufafa Jadi Libero Bapaknya 

ide lirik: Ali Syarief 
Aransemen: Ervic Music 

Di balik nama yang tak dikenal, 
‘Fufufafa’, sosok tersembunyi, 
Gibran bersuara, menyerang tajam, 
Lawan politik jadi sasaran, tanpa pandang arah. 

Setiap kata penuh caci, tak bijak, 
Hanya emosi dan dendam terpatri, 
Tak ada visi, amarah berkobar, 
Di dunia maya, bermain bak petarung liar. 

(Chorus) 
Di balik nama palsu, Gibran beraksi, 
Menghancurkan kohesi, melontar kata tak berarti, 
Bukan pemimpin yang kita harap, 
Hanya bocah politik yang sibuk berdebat. 

Prabowo hingga SBY jadi sasaran, 
Tak segan membongkar aib, menghujat dengan lantang, 
Retorika kasar tanpa solusi nyata, 
Meninggalkan jejak kebencian di setiap kata. 

Setiap kata penuh caci, tak ada kasih, 
Tanpa bijak, hanya dendam terpatri, 
Tak ada visi, hanya amarah berkobar, 
Di dunia maya, bermain bak petarung liar. 

(Chorus) 
Di balik nama palsu, Gibran beraksi, 
Menghancurkan kohesi, melontar kata tak berarti, 
Bukan pemimpin yang kita harap, 
Hanya bocah politik yang sibuk berdebat. 

(Bridge) 
Kepemimpinan bukan tentang hujat menghujat, 
Bukan tentang aib yang terus disebar, 
Bangsa ini butuh yang bijak dan mampu merangkul, 
Bukan sosok penuh dendam dan angkara murka. 

(Chorus) 
Di balik nama palsu, Gibran beraksi, 
Menghancurkan kohesi, melontar kata tak berarti, 
Bukan pemimpin yang kita harap, 
Hanya bocah politik yang sibuk berdebat. 

(Outro) 
Indonesia butuh sosok yang menyejukkan, 
Bukan yang mencaci, tapi yang bisa merangkul, 
Di balik nama ‘Fufufafa’, Gibran hanya bayang-bayang, 
Pemimpin sejati tak lahir dari amarah yang menggema panjang. 

---------------------------------------------------- 

Lirik lagu digubah dari tulisan artikel berikut ini: Gibran Rakabuming: Sosok di Balik Akun Pseudonim ‘fufufafa – Menjadi Libero Bapaknya 
Oleh: Ali Syarief (Fusilatnews) 

Belakangan ini, nama Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi, semakin menjadi sorotan. Bukan hanya karena posisinya sebagai Wapres terpilih, atau keterlibatannya dalam bursa politik nasional, tetapi lebih karena perilakunya yang provokatif di media sosial. Melalui akun pseudonim ‘fufufafa’, Gibran sering kali melontarkan berbagai komentar yang kontroversial, penuh caci maki, dan bersifat menyerang pribadi siapa pun yang dianggap sebagai musuh politik ayahnya.

 Akun ‘fufufafa’ ini bukan hanya sekadar platform untuk beropini, melainkan sudah menjadi alat bagi Gibran untuk menyerang secara agresif berbagai pihak. Mulai dari Prabowo Subianto dan keluarganya, yang dikritiknya hingga menyentuh aspek-aspek pribadi dan memalukan, hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini justru menjadi partai pendukungnya. Ketika dulu PKS berdiri di kubu yang berseberangan, Gibran melalui akun ini tidak segan melontarkan hujatan. Ini menunjukkan karakter politik yang sangat reaktif, penuh kebencian, dan tidak memiliki visi yang jelas. 

Gibran dan Akun ‘fufufafa’: Refleksi Kebencian dan Ketidakdewasaan 

Mengamati aktivitas akun ‘fufufafa’, Gibran lebih terlihat seperti seorang ‘bocil’ politik yang sibuk dengan pertarungan online, bukannya sosok yang mencerminkan pemimpin masa depan. Setiap unggahan di akun tersebut sarat dengan nada sinis, penuh ejekan, dan kadang tak bermutu. Gibran tidak ragu untuk menyerang secara verbal tanpa memedulikan dampaknya terhadap kohesi sosial dan politik. Tidak jarang, unggahannya justru mencerminkan kurangnya kedewasaan dalam berpolitik dan ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara bijak. 

Tak jarang, Gibran menggunakan akun ini untuk membongkar aib lawan politik, mulai dari dugaan korupsi hingga urusan pribadi yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik. Taktik politik seperti ini hanya menunjukkan kurangnya etika dan empati, jauh dari sifat-sifat yang diperlukan dari seorang calon pemimpin bangsa. Tindakan-tindakan ini bukan hanya mencoreng nama baiknya sendiri, tetapi juga mempertanyakan moral dan etika politik yang diusung oleh keluarga presiden. 

Minimnya Pengetahuan dan Akhlak yang Dipertanyakan Gibran, melalui akun ‘fufufafa’, telah menunjukkan karakter yang jauh dari harapan untuk seorang calon pemimpin nasional.