Fatahillah313, Jakarta - Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy alias Romi mengaku, mendengar kabar adanya upaya dari pihak tertentu untuk meloloskan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke parlemen. Caranya dengan menaikkan suara PSI di atas empat persen.
Salah satu modusnya adalah menggunakan aparat dan menarget penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di daerah tertentu agar PSI memperoleh 50 ribu suara di setiap kabupaten/kota di Pulau Jawa. Sedangkan kabupaten/kota yang berada di luar Pulau Jawa, ditargetkan mencari suara untuk PSI sebesar 20 ribu.
Menurut Romi, upaya tersebut dilakukan dengan memobilisasi organisasi kepemudaan tertentu yang pernah dipimpin oleh seorang menteri. "Untuk mobilisasi suara PSI coblos gambar, setidaknya itu yang saya dengar dari salah satu aktivisnya yang diberikan pembiayaan langsung oleh aparat sebelum Pemilu," ujar Rommy dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (3/3/2024).
"Namun hal ini sepertinya tidak berjalan dengan mulus, sehingga perolehan berdasarkan quick count (QC) jauh di bawah harapan lolos PT (parliamentary threshold)," ucap Romi yang pernah menjadi ketua umum DPP PPP tersebut.
Setelah pencoblosan 14 Februari 2024, ia mendengar dua modus untuk meloloskan PSI agar meraih kursi di DPR RI. Pertama, memindahkan suara partai yang jauh dari ambang batas parlemen ke PSI.
Kedua, memindahkan suara tidak sah menjadi coblos gambar ke partai pimpinan Kaesang Pangarep tersebut. Dia juga mengutip keanehan tersebut atau biasa disebut anomali sudah disuarakan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
Menurut Romi, ada lonjakan suara yang tiba-tiba terjadi untuk PSI di Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik KPU. Dia pun mengajak publik untuk bersama-sama mengawal suara PSI.
"Begitu tajamnya kenaikan PSI dari beberapa TPS, sebagaimana dimuat di grafik akun X Prof. Burhan Muhtadi. Di mana terjadi kenaikan tajam yang menyimpang dari trendline, bahkan ada yang input Sirekapnya dari 110 TPS menyumbangkan sekitar 19 ribu suara, yang berarti 173 suara per TPS," ujar Rommy.
Dia juga menerima laporan dari laporan kader PPP di tempat pemungutan suara (TPS) 024 di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tentang keanehan suara PSI. Di lokasi tersebut, ada penggelembungan suara hingga 2.100 persen untuk PSI.
"Suara PSI digelembungkan 2.100 persen dari satu suara menjadi 21 suara, dan masih banyak lagi laporan-laporan serupa kepada Pusat Tabulasi Nasional DPP PPP, yang menurut laporan verifikasi sementara DPW-DPW PPP dikategorikan sesuai dengan data lapangan," ujar Romi.
Dia menyebut, perolehan suara yang naik itu tidak terjadi begitu saja. "Penggelembungan suara PSI ini diduga terjadi begitu terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Setiap pergeseran suara tidak sah menjadi suara PSI, jelas merugikan perolehan seluruh partai politik peserta pemilu," ucap Romi.
Sumber: republika.co.id