Fatahillah313, Jakarta - Massa Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi menggeruduk gedung DPR Jakarta. Mereka gelar aksi lawan kejahatan pemilu hingga seruan pemakzulan Jokowi.
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada Selasa (5/3/2024) itu diwarnai dengan aksi bakar ban. Massa juga sempat membakar.baliho bergambar Jokowi.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kekecewaan mereka atas pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Massa aksi mulai membakar ban sejak Selasa siang. Seketika itu juga asap hitam pekat membumbung tinggi di ruas Jalan Gatot Subroto tepatnya di depan Gerbang Gedung DPR/MPR RI.
Dalam aksi tersebut terdapat sejumlah poin yang disuarakan.
Di antaranya, massa yang kecewa dengan pemerintahan Jokowi, serta kepribadian presiden yang cawe-cawe dalam Pemilu 2024.
Mereka juga menyuarakan untuk menolak Pemilu 2024 karena penuh kecurangan.
Massa aksi juga menyampaikan dukungan pelaksanaan hak angket oleh DPR RI, untuk menyikapi situasi politik yang terjadi saat ini.
Dalam aksinya mereka juga menolak terkait harga bahan pokok yang naik. Massa aksi menilai kenaikan harga bahan pokok digunakan pemerintah untuk mengalihkan isu adanya kecurangan Pemilu 2024.
Sejumlah tokoh juga turut menghadiri aksi unjuk rasa tersebut, di antaranya, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.
Dalam orasinya, dia meminta massa aksi mendukung hak angket di DPR RI untuk menyelidiki dugaan kecurangan Pemilu 2024.
"Kami berharap, bahwa perjuangan kita ini, Parlemen jalanan ini, berapa pun jumlahnya didukung oleh bapak-bapak di belakang (DPR). Karena itulah kemudian, kita turun, kita dorong, kita support hak angket,” kata Refly Harun.
Dia juga menyuarakan agar masyarakat menolak hasil pemilu 2024 karena banyak ditemukan kecurangan. Selain itu, atas kecurangan pemilu ini, dia meminta agar jajaran penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan pemilu (Bawaslu) dicopot dari jabatannya.
Refly menegaskan aspirasi rakyat tidak boleh dibungkam lewat aksi demo. Menurutnya, kehadiran massa di depan Gedung DPR ini bukan karena untuk mengacaukan negara. Namun, mereka cinta pada Indonesia dan tak ingin Indonesia dipimpin orang yang lolos dengan cara tak adil.
"Kami di sini karena kita cinta Indonesia, kita tak ingin dipimpin oleh orang yang curang, maka kita perjuangkan pemilu yang jujur dan adil. Pemilu jurdil bisa diperjuangkan di mana pun dan aspirasi masyarakat tak bisa dibungkam, maka kami di sini menyampaikan aspirasi," katanya.
Sumber: kompas com, mediaindonesia.com
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI pada Selasa (5/3/2024) itu diwarnai dengan aksi bakar ban. Massa juga sempat membakar.baliho bergambar Jokowi.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kekecewaan mereka atas pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Massa aksi mulai membakar ban sejak Selasa siang. Seketika itu juga asap hitam pekat membumbung tinggi di ruas Jalan Gatot Subroto tepatnya di depan Gerbang Gedung DPR/MPR RI.
Dalam aksi tersebut terdapat sejumlah poin yang disuarakan.
Di antaranya, massa yang kecewa dengan pemerintahan Jokowi, serta kepribadian presiden yang cawe-cawe dalam Pemilu 2024.
Mereka juga menyuarakan untuk menolak Pemilu 2024 karena penuh kecurangan.
Massa aksi juga menyampaikan dukungan pelaksanaan hak angket oleh DPR RI, untuk menyikapi situasi politik yang terjadi saat ini.
Dalam aksinya mereka juga menolak terkait harga bahan pokok yang naik. Massa aksi menilai kenaikan harga bahan pokok digunakan pemerintah untuk mengalihkan isu adanya kecurangan Pemilu 2024.
Sejumlah tokoh juga turut menghadiri aksi unjuk rasa tersebut, di antaranya, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.
Dalam orasinya, dia meminta massa aksi mendukung hak angket di DPR RI untuk menyelidiki dugaan kecurangan Pemilu 2024.
"Kami berharap, bahwa perjuangan kita ini, Parlemen jalanan ini, berapa pun jumlahnya didukung oleh bapak-bapak di belakang (DPR). Karena itulah kemudian, kita turun, kita dorong, kita support hak angket,” kata Refly Harun.
Dia juga menyuarakan agar masyarakat menolak hasil pemilu 2024 karena banyak ditemukan kecurangan. Selain itu, atas kecurangan pemilu ini, dia meminta agar jajaran penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawasan pemilu (Bawaslu) dicopot dari jabatannya.
Refly menegaskan aspirasi rakyat tidak boleh dibungkam lewat aksi demo. Menurutnya, kehadiran massa di depan Gedung DPR ini bukan karena untuk mengacaukan negara. Namun, mereka cinta pada Indonesia dan tak ingin Indonesia dipimpin orang yang lolos dengan cara tak adil.
"Kami di sini karena kita cinta Indonesia, kita tak ingin dipimpin oleh orang yang curang, maka kita perjuangkan pemilu yang jujur dan adil. Pemilu jurdil bisa diperjuangkan di mana pun dan aspirasi masyarakat tak bisa dibungkam, maka kami di sini menyampaikan aspirasi," katanya.
Sumber: kompas com, mediaindonesia.com
Klik video: