Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dibentuk pada 23 Mei 1914 dan bubar pada 12 Maret 1966 memiliki sejumlah tokoh yang turut membuat partai tersebut besar pada masanya. Siapa saja tokoh PKI dan seperti apa cerita tragis yang mereka alami?
Sahabat 99, PKI adalah salah satu partai berpaham kiri yang pernah menjadi salah satu parpol terbesar di Indonesia.
PKI berawal dari organisasi Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) bentukan Henk Sneevliet.
Dia adalah salah satu kaum sosialis Hindia Belanda yang turut berperan menanamkan paham komunisme, marxisme-leninisme pada masa perjuangan RI.
Sneevliet menyebarkan paham tersebut pada kalangan buruh di sejumlah daerah seperti buruh kereta api di Semarang.
Seiring perjalanannya, organisasi ini berganti nama mulai dari Perserikatan Komunis Indonesia (PKH) hingga PKI.
Nah, PKI mempunyai sejumlah tokoh besar yang menjadi bagian dari sejarah.
Namun, usai peristiwa G30S/PKI dan pemberontakan yang gagal, sejumlah tokoh jadi buruan militer.
Nasib mereka terancam dan tokoh tokoh PKI mati dalam keadaan tragis tanpa diadili pengadilan.
Melansir Merdeka.com, simak kisah dan kematian tragis tokoh PKI di bawah ini!
5 Tokoh PKI yang Mengalami Kematian Tragis
1. Muso
Muso adalah tokoh pemberontakan PKI Madiun pada 18 September 1948.
Dia juga merupakan tokoh PKI yang memproklamirkan Negara Republik Soviet Indonesia.
Namun, Republik Soviet Indonesia tidak berumur panjang karena ditumpas pasukan TNI dalam kurun waktu 2 minggu.
Muso pun melarikan diri.
Pada 31 Oktober, dia tepergok di Purworejo oleh militer pimpinan Kapten Sumadi.
Dia menolak menyerah, melarikan diri, dan bersembunyi di kamar mandi hingga terlibat baku tembak hingga tewas.
Beberapa sumber menyebutkan jenazah Muso dibawa ke Ponorogo untuk dipamerkan di alun-alun dan dibakar.
2. Amir Syarifuddin
Dia adalah negosiator utama dalam perjanjian Renville yang isinya tak menguntungkan Indonesia.
Dia secara terbuka mengaku ‘menjadi komunis’ dengan bergabung ke dalam Negara Republik Soviet Indonesia.
Saat pemberontakan Madiun, Amir melarikan diri.
Dia tertangkap TNI di hutan kawasan Purwodadi.
Pada 19 Desember 1948, Amir ditembak mati secara tragis bersama para pemberontak Madiun.
Sebelum meninggal, sejumlah sumber menyebut bahwa Amir menyanyikan lagu internationale dan Indonesia Raya.
3. Dipa Nusantara Aidit
Dipa Nusantara (DN) Aidit adalah salah satu sosok paling berpengaruh yang menjabat Ketua Comite Central PKI.
Serupa dengan yang lain, tokoh G30S/PKI itu juga mengalami kematian yang tragis.
Saat G30S/PKI gagal, dia melarikan diri dari Jakarta ke Yogyakarta dan daerah lain untuk berkoordinasi.
Kisah tragisnya dimulai pada 22 November 1965 ketia dia ditangkap pasukan Brigade Infantri IV Kostrad.
Tertangkap di kampung dekat Stasiun Solo Balapan, Aidit bersembunyi dalam sebuah ruangan yang ditutup lemari.
Ketika itu, dia meminta dipertemukan dengan Soekarno untuk membuat pengakuan soal G30 S pada Komandan Brigif IV, Kolonel Jasir Hadibroto.
Namun, Jasir dan pasukannya malah membawa Aidit ke sebuah sumur tua di belakang markas TNI di Boyolali.
Aidit dieksekusi mati dengan diberondong tembakan AK-47 secara tragis.
4. MH Lukman
Muhammad Hatta Lukman adalah tokoh PKI yang namanya masuk ke dalam triumvirat bersama Njoto dan Aidit.
Wakil Ketua Central Committee PKI itu juga bernasib tragis.
Tanpa diadili di pengadilan, militer menculik dan menembaknya secara tragis.
5. Njoto
Setelah Aidit dan M.H Lukman, Njoto adalah Wakil Ketua II Central Committee PKI.
Njoto adalah orang kesayangan dan kepercayaan Soekarno.
Salah satu pendiri Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) itu juga bernasib serupa.
Kematian Njoto sedikit simpang siur.
Sejumlah sumber menyebut sepulang dari sidang kabinet, dia dicegat tentara di Menteng dan dipukuli serta ditembak mati pada 16 Desember 1965.
Sumber : Berita99